Takayama: Kota Tradisional dengan Festival Unik
Bayangin kamu lagi jalan-jalan ke destinasi populer Jepang. Biasanya tujuan utamanya pasti Tokyo, Osaka, atau Kyoto kan? Tapi tunggu dulu, ada satu kota kecil yang sering banget luput dari radar para traveler newbie—namanya Takayama. Bukan, ini bukan nama tokoh anime atau atlet judo, tapi kota kecil yang terletak di Prefektur Gifu, dan punya vibes tradisional Jepang yang kental banget. Kalau Jepang itu ibarat nasi kotak, Takayama itu lauk tersembunyinya yang ternyata enak banget tapi sering dilewatkan.
Nah, artikel ini bakal ngebahas kenapa Takayama itu worth banget buat masuk ke bucket list kamu. Siapin kopi atau teh tarik (walau ini Jepang, bukan Malaysia), duduk santai, dan mari kita ngobrolin Takayama.
Takayama Itu Di Mana Sih?
Pertanyaan bagus, sob. Jadi, Takayama itu ada di bagian tengah Jepang, di wilayah pegunungan Hida. Kalau kamu naik kereta dari Nagoya, butuh sekitar 2,5 jam untuk sampai ke sana. Tapi percayalah, perjalanan yang agak lama itu sepadan banget sama pemandangan dan atmosfer yang bakal kamu dapetin. Selama di kereta aja, kamu udah disuguhi pegunungan, sungai, dan desa-desa kecil yang bikin mata adem dan hati tenang. Kayak healing tapi beneran, bukan healing yang ke mall terus pulang bawa utang.
Kota dengan Nuansa Edo yang Masih Terjaga
Takayama sering disebut “Little Kyoto” karena suasana kotanya yang tradisional banget. Tapi menurut saya pribadi, Takayama punya keunikannya sendiri, nggak cuma copy paste Kyoto versi kecil. Di pusat kota, kamu bakal nemuin distrik tua yang disebut Sanmachi Suji. Jalanan ini dipenuhi bangunan kayu bergaya zaman Edo, lengkap dengan toko-toko kerajinan, sake brewery, dan kafe lucu yang menjual matcha latte dan mochi isi stroberi segede bakpao.
Waktu jalan-jalan di Sanmachi, rasanya kayak masuk ke mesin waktu. Bahkan kalau kamu pakai kimono atau yukata, kamu bakal nyatu banget sama suasana. Gimana, udah kebayang feed Instagram kamu jadi aesthetic belum?
Festival Takayama: Dua Kali Setahun, Dua Kali Seru
Sekarang kita masuk ke highlight utama dari kota ini—Festival Takayama atau dalam bahasa kerennya disebut Takayama Matsuri. Ini adalah salah satu festival paling terkenal dan paling indah di Jepang. Bahkan saking kerennya, festival ini masuk dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO. Nggak main-main kan?
Ada dua versi dari festival ini:
-
Festival Musim Semi (Sanno Matsuri) – Diadakan setiap tanggal 14–15 April.
-
Festival Musim Gugur (Hachiman Matsuri) – Diadakan setiap tanggal 9–10 Oktober.
Keduanya punya vibe yang mirip tapi beda. Festival musim semi biasanya lebih cerah dan ceria, sementara yang musim gugur lebih tenang dan romantis (buat yang baper, ini cocok).
Apa yang Bikin Festival Ini Unik?
Oke, sekarang bayangin: kereta hias gede banget, dihias dengan ukiran kayu, kain emas, dan lampion-lampion merah, ditarik keliling kota sama orang-orang berbaju tradisional. Namanya yatai, semacam float atau kendaraan parade, tapi versi Jepang zaman dulu. Masing-masing yatai itu unik dan punya tema sendiri. Beberapa bahkan dilengkapi boneka mekanik yang bisa bergerak—ini udah kayak animatronik Disney tapi dengan sentuhan budaya Jepang.
Malam harinya, yatai-yatai ini dinyalain lampionnya dan diarak pelan-pelan di jalanan kota yang gelap. Suasananya magis banget, kayak festival di film anime Studio Ghibli. Kamu tinggal tunggu ada makhluk mitologi Jepang nongol dari balik bangunan tua, dan kamu resmi jadi tokoh utama anime isekai.
Gastronomi Takayama: Surga Pecinta Daging dan Soba
Setelah capek muter-muter, waktunya makan! Takayama punya kuliner khas yang nggak boleh dilewatkan, terutama Hida Beef. Ini versi lokal dari wagyu, dan rasanya… duh, melt in your mouth banget. Biasanya disajikan di atas hot plate atau dimasak ala sukiyaki. Kalau kamu vegetarian… ya, semoga kuat iman.
Selain Hida Beef, ada juga Takayama Ramen—ramen dengan kuah soy sauce yang agak bening tapi gurih. Cocok dimakan pas cuaca dingin sambil meratapi nasib karena liburan hampir selesai. Dan jangan lupa cobain mitarashi dango, bola-bola mochi kecil yang dibakar dan dilumuri saus manis-asin. Nyemilnya kayak orang Jepang beneran.
Orang-Orang dan Suasana yang Bikin Betah
Salah satu hal yang bikin Takayama spesial adalah keramahan penduduknya. Karena ini kota kecil, vibe-nya tuh lebih slow living, nggak se-hectic Tokyo yang semua orang jalan kayak dikejar deadline. Warga lokal suka ngajak ngobrol, bahkan kadang bisa jadi kamu dikasih tester makanan gratis kalau kamu keliatan antusias (atau laper, tergantung cara kamu menatap makanan).
Kalau kamu nginep di ryokan (penginapan tradisional), kamu bakal ngerasain pengalaman menginap yang beda: tidur di futon, mandi di onsen, dan sarapan dengan set makanan Jepang lengkap yang bahkan kamu nggak tahu namanya tapi enak semua.
Tunggu Dulu, Takayama Juga Deket Sama Shirakawa-go!
Nah ini bonusnya. Dari Takayama, kamu bisa naik bus sekitar 50 menit dan sampai di Shirakawa-go, desa tradisional yang rumah-rumahnya berbentuk segitiga besar kayak tenda. Apalagi pas musim salju, desa ini berubah jadi negeri dongeng—salju tebal, lampu-lampu hangat, dan rumah-rumah beratap tebal yang bikin kamu pengen nyanyi lagu Natal padahal bukan Desember.
Tips Penting Buat Kamu yang Mau ke Takayama
-
Datang pas festival: April atau Oktober. Tapi booking penginapan jauh-jauh hari ya, karena penuh banget.
-
Bawa cash: Banyak toko kecil di sana belum terima kartu atau e-money.
-
Pakai sepatu nyaman: Karena kamu bakal jalan kaki terus, dan sebagian jalanan berbatu.
-
Jangan buru-buru: Nikmati suasananya pelan-pelan. Ini bukan kota buat ngebut, ini kota buat “merasakan”.
Penutup yang Nggak Penting Tapi Penting
Takayama itu kayak hidden gem yang belum banyak orang tahu (terutama yang baru pertama kali ke Jepang). Suasananya tenang, estetik, penuh budaya, dan punya festival yang bisa bikin kamu ngerasa kayak karakter utama dalam cerita rakyat Jepang. Dan yang paling penting, tempat ini bisa ngingetin kita buat berhenti sebentar dari rutinitas dan menikmati hidup… sambil makan Hida Beef tentunya.
Jadi gimana? Udah siap masukin Takayama ke itinerary liburan kamu berikutnya?
Kalau kamu ke sana, jangan lupa bawa jaket, kamera, dan hati yang siap jatuh cinta—karena Takayama bukan cuma kota, tapi pengalaman. Dan bisa jadi, kamu nggak akan pengen pulang.